KLORINASI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah
PENYEDIAAN
AIR BERSIH
Dosen :

Disusun oleh : Kelompok 6
Dwi
Efrianti Manullang 131000195
Makmur
Siregar 131000227
Lamtiar
Panjaitan 131000239
Sri
Wahyuni 131000222
Devi
Merry Sonia Sitepu 131000212
Dina
Wulan Suci 131000219
Gyne
Kirsten Surfeki 131000235
Febry
Nirwana Siregar 131000241
Syahriani 131000176
Siti
Sahara 131000196
Yessi
Lidya 131000179
Lailatus
Sa’adah 131000180
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,,,
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah semesta alam yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Tak
lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan
besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, serta dapat sampai kepada
kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.
Makalah ini berisikan pemaparan tentang “Klorinasi” sebagai bentuk pemarapan dari sudut pandang masalah kesehatan
yang ada di Indonesia. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dari perkuliahan Penyediaan Air Bersih.
Dengan adanya makalah
ini, diharapkan bias membantu para pembaca untuk dapat mengetahui tentang konsep dasar
penjenrnihan air dengan klorinai.
Ucapan
terima kasih kami haturkan kepada Ibu Irnawa
ti Marsaulina pembimbing selaku dosen Mata Kuliah Penyediaan
Air Bersih karena atas
arahan dan petunjuk dari beliau-lah maka
makalah
ini dapat saya susun
dengan baik.
Pepatah lama mengatakan
bahwa tak ada gading yang tak retak,
begitu pula dengan makalah yang telah disusun ini tentunya masih menyimpan
kesalahan dan kekurangan di sana-sini dikarenakan kurang luasnya referensi atau
bahkan kurang jelinya penulis untuk menangkap isu-isu detil dari sebuah
fenomena yang muncul. Karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan bagi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.
Medan, 27 Desember 2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………… i
DAFTAR
ISI……………………………………ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang…………………………........ 1
1.2
RumusanMasalah……………………….. 1
1.3
Tujuan………………………….................. 1
1.4 Manfaat…………………………2
1.4.1 Manfaatpada Pribadi………………... 2
1.4.2 Manfaat
bagi Pembaca………………….. 2
1.5
Metode Penulisan……………………….... 2
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hemorrhoid……………………….... 3
2.2 Etiologi
………………………....................................... 4
2.3
Jenis-jenis Hemorrhoid………………….……….... 5
2.3.1
Hemorrhoid Interna……………….……….... 5
2.3.2
Hemorrhoid Eksterna…………….……….... 5
2.4 Faktor
Penyebab Hemorrhoid…….……….... 5
2.5 Manifestasi Klinis……………………….……….... 6
2.6 Tanda Dan Gejala Wasir/Ambeien/Hemorrhoid…….... 7
2.7 Pemeriksaan
Diagnostik……………………….... 8
2.8 Komplikasi………………….………….... 9
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan………………………………………... 10
3.2 Saran…………………………………………... 10
DAFTAR
PUSTAKA………………………………... 11
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1. Anatomi
anus baik hemoroid internal maupun eksternal….. 3
Gambar 3. Diagram stadium
wasir…….................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air minum merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia yang memerlukan
kualitas dan kuantitas yang baik. Di Indonesia, salah satu kendala utama dalam
penyediaan air bersih adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar PDAM
beroperasi dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai yang
ada sudah mengalami degradasi. Kerusakan DAS, masalah antropogenik dan lemahnya
perlindungan terhadap sungai menyebabkan kerusakan makin meningkat. Pengaruh
perubahan iklim global dan penggunaan lahan juga telah menimbulkan debit sungai
menurun.
Untuk
mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air minum yang timbul saat ini
diperlukan suatu proses pengolahan terlebih dahulu dalam unit produksi sistem
penyediaan air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar
kualitas air minum tersebut, seperti salah satunya menggunakan proses
desinfeksi.
Dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai unit pengolahan dengan proses desinfeksi.
Proses desinfeksi ini bertujuan untuk menyisihkan bakteri-bakteri patogen penyebab
penyakit yang banyak terdapat di dalam badan air. Proses desinfeksi dilakukan
dengan cara menambahkan suatu senyawa kimia yang biasa disebut sebagai
desinfektan. Desinfektan yang digunakan dapat berbentuk serbuk, larutan, maupun
gas. Jenis desinfektan yang biasa digunakan adalah larutan kaporit, gas khlor,
gas ozon, gelombang mikro, maupun ultraviolet. Pada makalah ini akan khusus
membahas proses desinfeksi yang akan digunakan adalah proses desinfeksi
klorinasi.
BAB II
ISI
A.
PENGERTIAN
KLORIN
Klorin adalah
unsur yang umum di Bumi, tetapi tidak ditemukan secara alami dalam keadaan
murni karena sangat reaktif dan cenderung membentuk senyawa dengan unsur-unsur
lainnya. Pada suhu kamar dan tekanan normal, klorin adalah gas kuning-hijau
yang lebih berat dari udara. Meskipun beberapa senyawa yang sangat penting
untuk berbagai bentuk kehidupan – termasuk manusia – dalam bentuk unsur, gas
sangat beracun. Klorin digunakan dalam industri untuk memproduksi plastik,
insektisida, dan obat-obatan; untuk membersihkan air untuk minum dan kolam
renang; dan sebagai agen pemutih dalam industri kertas.
Sifat
Unsur nomor 17
dalam tabel periodik, klorin adalah salah satu dari sekelompok unsur yang
berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain
yang fluor, brom, yodium dan astatine. Gas larut dalam air, membentuk campuran
hipoklorit dan asam klorida, dan klorin bebas. Ini adalah agen pengoksidasi
kuat, yang berarti bahwa ia cenderung untuk mengambil elektron dari unsur-unsur
lain untuk membentuk senyawa. Penggabungan cara ini mudah dengan hidrogen dan
dengan logam untuk membentuk klorida, serta mudah menggabungkan dengan banyak
senyawa organik.
Unsur klorin diproduksi dalam
industri terutama oleh elektrolisis larutan garam (natrium klorida). Proses
membagi garam ke dalam unsur-unsurnya, dengan natrium bergabung dengan air
untuk membentuk natrium hidroksida dan klorin diproduksi sebagai gas. Ada
beberapa cara sederhana menghasilkan unsur di laboratorium, misalnya, oleh aksi
asam sodium atau kalsium hipoklorit, atau dengan mencampur asam klorida dan
kalium permanganat.
Penggunaan klorin
Sifat
pengoksidasi unsur ini membuatnya sangat efektif dalam membunuh mikroorganisme
berbahaya. Lebih dari 25.000 orang di seluruh dunia meninggal setiap hari akibat
penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan tipus. Klorinasi air
adalah salah satu yang paling banyak digunakan pengamanan untuk pasokan air
minum. Klorin dapat ditambahkan ke air sebagai gas atau dalam bentuk senyawa
hipoklorit, yang mungkin padat atau dalam larutan cair. Hipoklorit melepaskan
sejumlah kecil unsur ke dalam air.
Konsentrasi
yang sangat rendah klorin yang cukup untuk membunuh sebagian besar organisme
penyebab penyakit. Meskipun biasanya ditambahkan pada instalasi pengolahan air,
jumlah yang sangat kecil yang diizinkan untuk tetap berada dalam air dalam
kasus itu menjadi terkontaminasi dalam perjalanannya ke rumah. Beberapa
kekhawatiran telah diungkapkan tentang efek kesehatan yang mungkin dari unsur
ini dan produk sampingan dalam air minum, tetapi tidak ada bukti yang
meyakinkan bahwa itu berbahaya. Konsensus adalah bahwa manfaat dari klorinasi
air jauh lebih besar daripada risiko. Pada tahun 1991, wabah kolera besar di
Amerika Latin disalahkan oleh pejabat kesehatan internasional tentang keputusan
oleh pemerintah Peru untuk menghentikan klorinasi beberapa pasokan air dalam
menanggapi kekhawatiran tentang efek terhadap kesehatan manusia.
Klorin dalam
air keran dapat membahayakan ikan dan beberapa tanaman hias, tetapi dapat dihilangkan
dengan air mendidih selama beberapa menit atau dengan menempelkan filter kepada
keran. Cara lain adalah dengan menambahkan tablet deklorinasinya. Hal ini
membuat air dapat diminum, tetapi sangat cocok untuk mengisi tangki ikan. Unsur
ini juga digunakan untuk hama kolam renang. Karena air tidak untuk minum,
jumlah yang lebih besar dapat digunakan dan bau mungkin cukup terasa.
B.
PENGGUNAAN DESINFEKSI KLORINASI
Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum
digunakan. Klorin yang digunakan dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk
klorin biasanya berisi kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi
natrium hipokloritKlorinasi merupakan salah satu bentuk pengolahan air
yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam
air. Klorinasi (chlorination) adalah
proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan
merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak
digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di
negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif
murah, mudah, dan efektif.
Berikut beberapa kegunaan klorin:
a) Memiliki sifat bakterisidal
dan germisidal
b) Dapat mengoksidasi zat besi,
mangan, dan hydrogen sulfide.
c) Dapat menghilankan bau dan
rasa tidak enak pada air.
d) Dapat
mengontrol perkembangan alga dan ornagisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah
baud an rasa pada air.
e) Dapat membantu proses
koagulasi.
Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara
lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida,
dihidroisosianurate dan kloramin. Bentuk bentuk klorin di pasaran:
a.
Liquid/gas
–Cl
b.
Ca(OCl)2
c.
NaOCl
Reaksi dengan air:
Cl2 (aq)+ H2O(l)↔ HOCl(aq)+ H+(aq)+ Cl-(aq)
Keq= 4x10-4= [H+][Cl-][HOCl]/[Cl2]
HOCl adalah asam lemah:
HOCl(aq)↔ H+(aq)+ OCl-(aq)
Keq= 2.7x10-8= [H+][OCl-]/[HOCl]
Pembagian Reaksi Klorin:
1. Tahap 1
Terjadi pemecahan klorin oleh senyawa pereduksi
2. Tahap 2
Terbentuk komplek kloro-organik
3. Tahap 3
Terjadi reaksi ammonia dengan klorin
4. Tahap 4 (penyebab penurunan Cl2)
Pemecahan kloramin dan senyawa komplek kloro-organik
5. Tahap 5
Terbentuk klorin bebas
C. CARA KERJA KLORIN
Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di
netralisasi oleh sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen
dan ion hipoklorit.
Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit
(HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin
dapat bekerja dengan efektif sehingga desinfektan jika berada dalam air dengan
pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippokorit
itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat
desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.
Cara kerja
klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan
memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan
mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin
mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung
lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh
klorin.
Klorin
membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu lebih
tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling
tidak selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan.
Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke
dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai
cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen.
D. PRINSIP PEMBERIAN KLORIN
Terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses klorinasasi,
antara lain:
1. Air harus jernih dan tidak keruh karena
kekeruhan pada air akan menghambat proses klorinasi.
2. Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara
cermat agar dapat efektif mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh
kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin bebas dalam air.
3. Tujuan klorinasi pada air adalah unutk
mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l did lam air. Nilai tersebut
merupakan margin of safety (nilai batas keamanan) pada air untuk
membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat penyimpanan dan pendistribusian
air.
4. Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin
dalam air yang dapat di pakai untuk mebunuh kuman patogen serta untuk
mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2
mg/l dalam air. Berikut istilah dalam proses Klorin mematikan MO :
a) Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin
yang ditambahkan, biasanya dinyatakan dalam satuan mg/l.
b) Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah
klorin yang tidak tersedia sebagai desinfektan sebagai akibat reaksi dari
berbagai senyawa.
c) Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin
yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu.
d) Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari
residu klorin yang tersedia dalam air maupun air limbah. Cl2, HOCl, dan OCl- adalah “residu klorin bebas” karena semuanya
menghasilkan klorin bebas dalam air:
Cl2 (aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq)
+ H+(aq) + Cl-(aq)
OCl-(aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq)
+ OH-(aq)
Break Point chlorination
e) Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH
(keasaman) air. Klorinasi tidak akan efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau
kurang dari 6.8 .
E. METODE KLORINASI
Pemberian klorin pada disenfeksi
pada air dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan pemberian :
1. Gas klorin
Gas klorin merupakan pilihan utama karena
harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus
digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat menimbulkan iritasi
pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai chloronome
equipments. Alat yang sering dipakai adalah paterson’s chloronome
yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian air.
2. Kloramin
Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan
prsenyawaan lemah dari klorindan anaomia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin
pada air dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya
lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam skala besar.
3. Perkloron
Perkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat
ini merupakan persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang diepaskan
didalam air.
F.
KEUNTUNGAN KLORINASI
Berikut
beberapa kegunaan klorin:
1. Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.
2. Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan
hydrogen sulfide.
3. Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak
pada air.
4. Dapat mengontrol perkembangan alga dan
organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air.
5. Dapat membantu proses koagulasi.
G. KELEMAHAN KLORINASI
Banyak
studi sudah mengungkapkan banyaknya hasil sampingan klorinasi pada air.
Penelitian terkini menyimpulkan, bahwa kontak ibu hamil dengan klorin sebelum
melahirkan dapat meningkatkan resiko kelainan janin.
Dari
berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki
kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus
besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat
dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah,
kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu
pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan
ginjal dan hati.
H. PENCEGAHAN EFEK SAMPING
KLORINASI
Untuk mengurangi efek samping klorinasi, beberapa
hal berikut dapat dilakukan :
1. Mengurangi
Kadar Klorin Dalam Air
Dengan
menggunakan Granulated activated carbon (GAC) atau butiran karbon aktif sebagai
filter air dapat mengurangi kadar klorin dalam air. Filter air dari arang ini
efektif untuk mengurangi rasa dan bau dari air. Saringan air sederhana yang menggunakan
arang sebagai salah satu bahan untuk saringan dapat digunakan untuk mendapatkan
air minum
dengan penyaringan air minum sederhana. Tetapi cara terbaik adalah tidak
menggunakan klorin untuk disinfeksi air minum dan sebagai gantinya dapat
digunakan cara sederhana untuk melakukan disinfeksi pada air minum.
2.
Mencegah Klorin
Masuk ke Dalam Tubuh
Yaitu
dengan menggunakan air sehemat dan seoptimal mungkin untuk mandi (baik shower
ataupun berendam), mencuci ataupun memasak dan sebaiknya air yang digunakan
adalah air dingin. Lalu membuka jendela atau ventilasi agar udara yang
mengandung klorin dapat keluar dan digantikan dengan udara yang bebas klorin.
Sedangkan untuk mengatasi bila terdapat klorin pada bak atau sumur sumber air,
bak dan sumur harus sering dikuras.
Secara umum, dosis klorin yang
dibutuhkan dalam porses klorinasi adalah jumlah dari kebutuhan klorin dan sisa
klorin yang diperlukan (atau sesuai dengan regulasi yang berlaku). Namun perlu
juga diperhatikan bahwa pada saat proses kontak berlangsung akan ada klorin
yang hilang dan faktor kehilangan klorin ini perlu diperhitungkan agar dosis
klorin yang diberikan tidak kurang.
1.
Kebutuhan klorin
Kebutuhan klorin atau chlorine demand dapat diketahui dengan
analisis di laboratorium. Saat ini telah banyak instrumen laboratorium bahkan
portable yang memiliki fungsi pembacaan kebutuhan klorin. Kita tinggal
menambahkan reagen yang biasanya sudah disediakan oleh pembuat instrumen
kemudian melakukan pembacaan pada alat yang sesuai.
2.
Sisa klorin yang dibutuhkan
Konsentrasi sisa klorin perlu diketahui karena apabila
kurang maka proses klorinasi tidak akan efektif. Sebaliknya, apabila berlebih
maka akan membahayakan organisme perairan. Seperti halnya pada penentuan
kebutuhan klorin, konsentrasi sisa klorin juga dapat dianalisis menggunakan
instrumen di laboratorium.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian
klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi. Senyawa-senyawa klor
yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa
hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Desinfektan ini bekerja dengan baik
untuk membunuh bakteri, fungi dan virus. Namun desinfektan ini juga dapat
menimbulkan efek negative terhadap kesehatan manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa
yang tidak enak pada air.
B.
SARAN
Untuk menjaga kualitas air maka kita selaku makhluk yang
sangat rentan melakukan pencemaran terhadap air maka, kita harus sadar akan
lingkungan artinya bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik.
Mari bersama kita jaga lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi
anak cucu kita di hari kemudian.
DAFTAR PUSTAKA
Metcalf
and Eddy, 2004, Wastewater Engineering 4th edition, McGraw Hill
International Edition, New York.
Black & Veatch Corporation
(2010). White’s Handbook of Chlorination and Alternative Disinfectants (5th
Edition). John Wiley & Sons.
http://www.airlimbah.com/2013/09/21/menghitung-dosis-klorin-pada-klorinasi
(diakses pada tanggal 20 Desember
2014).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26947/3/Chapter%20II.pdf (diakses pada tanggal 20 Desember
2014).
http://www.sridianti.com/pengertian-klorin-dan-penggunaan-klorin-dalam-kehidupan.html (diakses pada tanggal 20 Desember
2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar