Senin, 15 Juni 2015

Makalah PAB



TUGAS MAKALAH
KLORINASI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
PENYEDIAAN AIR BERSIH
Dosen :
Disusun oleh : Kelompok 6
Dwi Efrianti Manullang                   131000195
Makmur Siregar                                131000227
Lamtiar Panjaitan                             131000239
Sri Wahyuni                                        131000222
Devi Merry Sonia Sitepu                  131000212
Dina Wulan Suci                                131000219
Gyne Kirsten Surfeki                        131000235
Febry Nirwana Siregar                    131000241
Syahriani                                             131000176
Siti Sahara                                           131000196
Yessi Lidya                                          131000179
Lailatus Sa’adah                                131000180

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR

            Bismillahirrahmaanirrahiim,,,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah semesta alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, serta dapat sampai kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.
Makalah ini berisikan pemaparan tentang “Klorinasi” sebagai bentuk pemarapan dari sudut pandang masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dari perkuliahan Penyediaan Air Bersih. Dengan adanya makalah ini,  diharapkan bias membantu para pembaca untuk dapat mengetahui  tentang konsep dasar penjenrnihan air dengan klorinai.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Ibu  Irnawa     ti Marsaulina pembimbing selaku dosen Mata Kuliah Penyediaan Air Bersih karena atas arahan dan petunjuk dari beliau-lah maka makalah ini dapat saya susun dengan baik.
Pepatah  lama mengatakan bahwa  tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah yang telah disusun ini tentunya masih menyimpan kesalahan dan kekurangan di sana-sini dikarenakan kurang luasnya referensi atau bahkan kurang jelinya penulis untuk menangkap isu-isu detil dari sebuah fenomena yang muncul. Karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan bagi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.
                                                                                               
Medan, 27 Desember 2014





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………             i
DAFTAR ISI……………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LatarBelakang…………………………........                        1
1.2  RumusanMasalah………………………..                        1
1.3  Tujuan…………………………..................                        1
1.4  Manfaat…………………………2
1.4.1   Manfaatpada Pribadi………………...                      2
1.4.2   Manfaat bagi Pembaca…………………..                 2
1.5  Metode Penulisan………………………....                      2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Hemorrhoid………………………....              3

2.2  Etiologi ……………………….......................................             4

2.3  Jenis-jenis Hemorrhoid………………….………....                  5
2.3.1  Hemorrhoid Interna……………….………....                        5
2.3.2  Hemorrhoid Eksterna…………….………....             5
2.4  Faktor Penyebab Hemorrhoid…….………....               5

2.5  Manifestasi Klinis……………………….………....                 6

2.6  Tanda  Dan Gejala Wasir/Ambeien/Hemorrhoid……....              7

2.7  Pemeriksaan Diagnostik………………………....                8

2.8   Komplikasi………………….…………....               9


BAB III
PENUTUP
3.1   Simpulan……………………………………...                10
3.2   Saran………………………………………...              10
DAFTAR PUSTAKA………………………………...              11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.   Anatomi anus baik hemoroid internal maupun eksternal…..                3
Gambar  2. Wasir eksternal yang tampak di sekitar anus manusia…                5
Gambar 3. Diagram stadium wasir……....................                8

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Air minum merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia yang memerlukan kualitas dan kuantitas yang baik. Di Indonesia, salah satu kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar PDAM beroperasi dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai yang ada sudah mengalami degradasi. Kerusakan DAS, masalah antropogenik dan lemahnya perlindungan terhadap sungai menyebabkan kerusakan makin meningkat. Pengaruh perubahan iklim global dan penggunaan lahan juga telah menimbulkan debit sungai menurun.

Untuk mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air minum yang timbul saat ini diperlukan suatu proses pengolahan terlebih dahulu dalam unit produksi sistem penyediaan air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar kualitas air minum tersebut, seperti salah satunya menggunakan proses desinfeksi.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai unit pengolahan dengan proses desinfeksi. Proses desinfeksi ini bertujuan untuk menyisihkan bakteri-bakteri patogen penyebab penyakit yang banyak terdapat di dalam badan air. Proses desinfeksi dilakukan dengan cara menambahkan suatu senyawa kimia yang biasa disebut sebagai desinfektan. Desinfektan yang digunakan dapat berbentuk serbuk, larutan, maupun gas. Jenis desinfektan yang biasa digunakan adalah larutan kaporit, gas khlor, gas ozon, gelombang mikro, maupun ultraviolet. Pada makalah ini akan khusus membahas proses desinfeksi yang akan digunakan adalah proses desinfeksi klorinasi.









BAB II
ISI
A.    PENGERTIAN KLORIN
Klorin adalah unsur yang umum di Bumi, tetapi tidak ditemukan secara alami dalam keadaan murni karena sangat reaktif dan cenderung membentuk senyawa dengan unsur-unsur lainnya. Pada suhu kamar dan tekanan normal, klorin adalah gas kuning-hijau yang lebih berat dari udara. Meskipun beberapa senyawa yang sangat penting untuk berbagai bentuk kehidupan – termasuk manusia – dalam bentuk unsur, gas sangat beracun. Klorin digunakan dalam industri untuk memproduksi plastik, insektisida, dan obat-obatan; untuk membersihkan air untuk minum dan kolam renang; dan sebagai agen pemutih dalam industri kertas.

Sifat

Unsur nomor 17 dalam tabel periodik, klorin adalah salah satu dari sekelompok unsur yang berbagi sifat kimia yang mirip dikenal sebagai halogen, dengan anggota lain yang fluor, brom, yodium dan astatine. Gas larut dalam air, membentuk campuran hipoklorit dan asam klorida, dan klorin bebas. Ini adalah agen pengoksidasi kuat, yang berarti bahwa ia cenderung untuk mengambil elektron dari unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa. Penggabungan cara ini mudah dengan hidrogen dan dengan logam untuk membentuk klorida, serta mudah menggabungkan dengan banyak senyawa organik.
Unsur klorin diproduksi dalam industri terutama oleh elektrolisis larutan garam (natrium klorida). Proses membagi garam ke dalam unsur-unsurnya, dengan natrium bergabung dengan air untuk membentuk natrium hidroksida dan klorin diproduksi sebagai gas. Ada beberapa cara sederhana menghasilkan unsur di laboratorium, misalnya, oleh aksi asam sodium atau kalsium hipoklorit, atau dengan mencampur asam klorida dan kalium permanganat.

Penggunaan klorin

Sifat pengoksidasi unsur ini membuatnya sangat efektif dalam membunuh mikroorganisme berbahaya. Lebih dari 25.000 orang di seluruh dunia meninggal setiap hari akibat penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan tipus. Klorinasi air adalah salah satu yang paling banyak digunakan pengamanan untuk pasokan air minum. Klorin dapat ditambahkan ke air sebagai gas atau dalam bentuk senyawa hipoklorit, yang mungkin padat atau dalam larutan cair. Hipoklorit melepaskan sejumlah kecil unsur ke dalam air.
Konsentrasi yang sangat rendah klorin yang cukup untuk membunuh sebagian besar organisme penyebab penyakit. Meskipun biasanya ditambahkan pada instalasi pengolahan air, jumlah yang sangat kecil yang diizinkan untuk tetap berada dalam air dalam kasus itu menjadi terkontaminasi dalam perjalanannya ke rumah. Beberapa kekhawatiran telah diungkapkan tentang efek kesehatan yang mungkin dari unsur ini dan produk sampingan dalam air minum, tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa itu berbahaya. Konsensus adalah bahwa manfaat dari klorinasi air jauh lebih besar daripada risiko. Pada tahun 1991, wabah kolera besar di Amerika Latin disalahkan oleh pejabat kesehatan internasional tentang keputusan oleh pemerintah Peru untuk menghentikan klorinasi beberapa pasokan air dalam menanggapi kekhawatiran tentang efek terhadap kesehatan manusia.
Klorin dalam air keran dapat membahayakan ikan dan beberapa tanaman hias, tetapi dapat dihilangkan dengan air mendidih selama beberapa menit atau dengan menempelkan filter kepada keran. Cara lain adalah dengan menambahkan tablet deklorinasinya. Hal ini membuat air dapat diminum, tetapi sangat cocok untuk mengisi tangki ikan. Unsur ini juga digunakan untuk hama kolam renang. Karena air tidak untuk minum, jumlah yang lebih besar dapat digunakan dan bau mungkin cukup terasa.

B.     PENGGUNAAN DESINFEKSI KLORINASI

Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang digunakan dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipokloritKlorinasi merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relatif murah, mudah, dan efektif.

Berikut beberapa kegunaan klorin:
a)     Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal
b)     Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.
c)     Dapat menghilankan bau dan rasa tidak enak pada air.
d)     Dapat mengontrol perkembangan alga dan ornagisme pembentuk lumut yang dapat
mengubah baud an rasa pada air.
e)      Dapat membantu proses koagulasi.
Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Bentuk bentuk klorin di pasaran:
a.              Liquid/gas –Cl
b.              Ca(OCl)2
c.              NaOCl
Reaksi dengan air:
Cl2 (aq)+ H2O(l)↔ HOCl(aq)+ H+(aq)+ Cl-(aq)
Keq= 4x10-4= [H+][Cl-][HOCl]/[Cl2]

HOCl adalah asam lemah:
HOCl(aq)↔ H+(aq)+ OCl-(aq)
Keq= 2.7x10-8= [H+][OCl-]/[HOCl]

Pembagian Reaksi Klorin:
1.      Tahap 1
Terjadi pemecahan klorin oleh senyawa pereduksi
2.      Tahap 2
Terbentuk komplek kloro-organik
3.      Tahap 3
Terjadi reaksi ammonia dengan klorin
4.      Tahap 4 (penyebab penurunan Cl2)
Pemecahan kloramin dan senyawa komplek kloro-organik
5.      Tahap 5
Terbentuk klorin bebas

C.     CARA KERJA KLORIN
Klorin dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian di netralisasi oleh sifat basa dan air sehingga akan terurai menjadi ion hydrogen dan ion hipoklorit.
Klorin sebagai disenfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCl-). Klorin dapat bekerja dengan efektif sehingga desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippokorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan yang memiliki klorin menjadi lemah atau berkurang.
Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme, sehingga kuman akan mati. Namun demikian proses tersebut hanyak akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.
Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen.

D. PRINSIP PEMBERIAN KLORIN
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses klorinasasi, antara lain:
1.      Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat proses klorinasi.
2.      Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat efektif mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin bebas dalam air.
3.      Tujuan klorinasi pada air adalah unutk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l did lam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety (nilai batas keamanan) pada air untuk membunuh kuman pathogen yang mengantominasi pada saat penyimpanan dan pendistribusian air.
4.      Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat di pakai untuk mebunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air. Berikut istilah dalam proses Klorin mematikan MO :
a)      Dosis klorin/Chlorine Dosage = Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya dinyatakan dalam satuan mg/l.
b)      Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand = Jumlah klorin yang tidak tersedia sebagai desinfektan sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa.
c)      Residu klorin/Chlorine Residual = Jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu.
d)     Ketersedian residu klorin bebas = Jumlah dari residu klorin yang tersedia dalam air maupun air limbah. Cl2, HOCl, dan OCl- adalah “residu klorin bebas” karena semuanya menghasilkan klorin bebas dalam air:
Cl2 (aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
OCl-(aq) + H2O(l) ↔ HOCl(aq) + OH-(aq)
Break Point chlorination
e)      Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8 .

E. METODE KLORINASI
Pemberian klorin pada disenfeksi pada air dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan pemberian :
1.    Gas klorin
Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena ini beracun dan dapat menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai chloronome equipments. Alat yang sering dipakai adalah paterson’s chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur gas klorin pada persedian air.
2.      Kloramin
Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan prsenyawaan lemah dari klorindan anaomia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam skala besar.
3.      Perkloron
Perkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini merupakan persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang diepaskan didalam air.

F. KEUNTUNGAN KLORINASI
Berikut beberapa kegunaan klorin:
1.      Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.
2.      Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hydrogen sulfide.
3.      Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.
4.      Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air.
5.      Dapat membantu proses koagulasi.

G. KELEMAHAN KLORINASI
Banyak studi sudah mengungkapkan banyaknya hasil sampingan klorinasi pada air. Penelitian terkini menyimpulkan, bahwa kontak ibu hamil dengan klorin sebelum melahirkan dapat meningkatkan resiko kelainan janin.
Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

H. PENCEGAHAN EFEK SAMPING KLORINASI
Untuk mengurangi efek samping klorinasi, beberapa hal berikut dapat dilakukan :
1.      Mengurangi Kadar Klorin Dalam Air
Dengan menggunakan Granulated activated carbon (GAC) atau butiran karbon aktif sebagai filter air dapat mengurangi kadar klorin dalam air. Filter air dari arang ini efektif untuk mengurangi rasa dan bau dari air. Saringan air sederhana yang menggunakan arang sebagai salah satu bahan untuk saringan dapat digunakan untuk mendapatkan air minum dengan penyaringan air minum sederhana. Tetapi cara terbaik adalah tidak menggunakan klorin untuk disinfeksi air minum dan sebagai gantinya dapat digunakan cara sederhana untuk melakukan disinfeksi pada air minum.
2.      Mencegah Klorin Masuk ke Dalam Tubuh
Yaitu dengan menggunakan air sehemat dan seoptimal mungkin untuk mandi (baik shower ataupun berendam), mencuci ataupun memasak dan sebaiknya air yang digunakan adalah air dingin. Lalu membuka jendela atau ventilasi agar udara yang mengandung klorin dapat keluar dan digantikan dengan udara yang bebas klorin. Sedangkan untuk mengatasi bila terdapat klorin pada bak atau sumur sumber air, bak dan sumur harus sering dikuras.
Secara umum, dosis klorin yang dibutuhkan dalam porses klorinasi adalah jumlah dari kebutuhan klorin dan sisa klorin yang diperlukan (atau sesuai dengan regulasi yang berlaku). Namun perlu juga diperhatikan bahwa pada saat proses kontak berlangsung akan ada klorin yang hilang dan faktor kehilangan klorin ini perlu diperhitungkan agar dosis klorin yang diberikan tidak kurang.
1. Kebutuhan klorin
Kebutuhan klorin atau chlorine demand dapat diketahui dengan analisis di laboratorium. Saat ini telah banyak instrumen laboratorium bahkan portable yang memiliki fungsi pembacaan kebutuhan klorin. Kita tinggal menambahkan reagen yang biasanya sudah disediakan oleh pembuat instrumen kemudian melakukan pembacaan pada alat yang sesuai.
2. Sisa klorin yang dibutuhkan
Konsentrasi sisa klorin perlu diketahui karena apabila kurang maka proses klorinasi tidak akan efektif. Sebaliknya, apabila berlebih maka akan membahayakan organisme perairan. Seperti halnya pada penentuan kebutuhan klorin, konsentrasi sisa klorin juga dapat dianalisis menggunakan instrumen di laboratorium.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Desinfektan ini bekerja dengan baik untuk membunuh bakteri, fungi dan virus. Namun desinfektan ini juga dapat menimbulkan efek negative terhadap kesehatan  manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak pada air.
B.     SARAN

Untuk menjaga kualitas air maka kita selaku makhluk yang sangat rentan melakukan pencemaran terhadap air maka, kita harus sadar akan lingkungan artinya bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari bersama kita jaga lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi anak cucu kita di hari kemudian.









DAFTAR PUSTAKA
Metcalf and Eddy, 2004, Wastewater Engineering 4th edition, McGraw Hill International Edition, New York.
Black & Veatch Corporation (2010). White’s Handbook of Chlorination and Alternative Disinfectants (5th Edition). John Wiley & Sons.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar